Pandemi COVID-19 sedang dan masih ada disini. Diksi New Normal kini ganti Adaptasi Kebiasaan Baru.

Serangkaian Protokol Kesehatan diharapkan dapat mengurangi penyebaran COVID-19. Bersamaan dengan Physical Distancing, Hand Sanitation, dan pemakaian masker, Fever Screening juga secara signifikan dipasang sebagai kebutuhan sebelum memasuki area rumah sakit, pertokoan, tempat kerja dan sarana public lain.

Kamera Termal pertama kali diimplementasikan dari tahun 2002-2003 di area bandara sejak wabah SARS melanda dunia, dan semakin menyebar luas pada seluruh bandara selama pandemi flu H1N1 pada thn 2009.

Benar,  akurasi terbaik pengukuran suhu tubuh hanya dapat dilakukan oleh metode invasif seperti thermometer oral, rektal dan timpani. Namun metode tersebut tidak mungkin diaplikasikan secara masif dalam darurat kesehatan saat ini.

Studi ilmiah mendukung bahwa sistem teletermografi tertentu, dikenal sebagai sistem pencitraan termal, atau kerap kita dengar sebagai Thermal Imaging Systems dapat digunakan untuk mengukur suhu kulit permukaan. Sebagian besar kasus yang diekspor terdeteksi melalui penyaringan entri, resiko impor penyakit dapat dikurangi jika skrining suhu saat masuk dikaitkan dengan deteksi dini pengunjung simtomatis.

Fakta bahwa tidak sedikit pasien yang tahu bahwa mereka yang sedang sakit berusaha utk menyembunyikan penyakit mereka. Oleh karena itu peneliti menyarankan bahwa prospek deteksi dini dengan temperature skrining adalah pencegah ketidakjujuran tersebut. Ketidakjujuran Pasien, Petaka Bagi Tenaga Medis.

Penggunaan Termo Gun yg kini marak dapat ditemukan dengan mudah dipasaran, bukan rahasia baru jika thermo-gun sangat diragukan akurasinya dalam pembacaan dari seorang petugas. “Saya tahu termo gun tidak akurat, diapun juga tahu termo gun tidak akurat. Tapi tidak seorangpun berani berkata tentang hal itu, karena ini hanya bagian dari sebuah proses atau prosedur, sebuah kompromi formalitas yang lethal.

Kerap kita temukan di media sosial, hasil pembacaan dari termo gun ajaib dan aneh aneh. “33 derajat Bu, Normal – Tidak Demam” tutur petugas sekuriti yang lugu dan sibuk memeriksa suhu ratusan pengunjung setiap harinya. (Captured slide2 Termo Gun tidak akurat)

Kelelahan petugas pemeriksa, kekurangakuratan hasil baca, resiko jarak aman yg dikompromikan,    krn petugas wajib berada dalam jarak yang realtif dekat, ini potensi resiko sangat tinggi bagi para petugas. Pemakaian Termo Gun yang terlalu jauh, menghasilkan pembacaan yang salah. “Jika terlalu dekat, saya yang takut kena masalah…” aku seorang petugas yg pernah saya koreksi sehabis menodongkan termo gun ke dahi pengunjung.

kamera thermal di area publik lebih direkomendasikan dibanding termometer tembak untuk mengetahui suhu tubuh seseorang dengan kemungkinan kontak yang lebih sedikit dan akurasi lebih tinggi untuk mencegah Covid-19.

kamera thermal merupakan salah satu hal yang tak kalah penting untuk meningkatkan upaya deteksi dini suhu tubuh di ruang publik atau tempat yang memiliki arus keluar masuk lebih dari 200 pengunjung

Walaupun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan kamera thermal tepat sasaran dan efektif. Selain itu, pilih kamera thermal dengan layanan purna jual yang baik dan staf pelayanan terlatih. Kamera thermal juga sebaiknya terkoneksi dengan monitor dan didukung hasil rekam, sehingga petugas dan pengunjung dapat melihat pengukuran suhu tubuh secara bersamaan.

Lalu pastikan ketika terdeteksi ada pengunjung dengan suhu tubuh tinggi, staf melaksanakan protokol seperti pemeriksaan ulang, pelaporan, larangan masuk, dan mungkin prosedur khusus isolasi pengunjung atau calon pasien yang bersangkutan.

Di bandara, tempat kerja, pabrik, atau area lain di mana Anda mencoba menyaring kelompok besar orang untuk skrining demam massal, pengujian diagnostik mungkin terlalu sulit karena waktu dan biaya yang diperlukan untuk menyaring dan mendapatkan hasil.

Sistem pencitraan termal dapat dianggap sebagai salah satu metode untuk penilaian suhu awal dalam jenis pengaturan ini ketika digunakan sebagai bagian dari pendekatan yang lebih besar untuk manajemen risiko.

Di ruang gawat darurat rumah sakit, sistem pencitraan termal dapat membantu untuk dengan cepat menilai suhu dan triase pasien untuk menentukan siapa yang membutuhkan lebih banyak evaluasi atau isolasi.

Pada jam besuk pasien yang terbatas, pengunjung dari sanak family, relasi kerja dan kerabat, sistem ini lebih efektif dan dapat mengantisipasi antrian panjang yg tentunya beresiko.

Pada area poliklinik, tentunya ini jg dapat digunakan untuk penilaian suhu awal dan triase individu untuk suhu tinggi di lingkungan medis dan non-medis.

Ketika suhu tubuh tinggi diidentifikasi oleh pencitraan termal, evaluasi tambahan harus mengikuti

Kami siap membantu menyediakan pelayanan dan pengadaan perangkat tersebut ditempat Anda. Sistem ini akan bekerja secara efektif hanya ketika semua persyaratan berikut ini dipenuhi:

  • Penentuan linkungan dan lokasi yang tepat.
  • Sistem telah deprogram dan dioperasikan dengan benar.
  • Pengunjung yang akan diskrining sudah dikondisikan sesuai instruksi.
  • Petugas pelaksana yang mengoperasikan telah dilatih dengan baik.

HUBUNGI KAMI SEKARANG JUGA DAN KAMI SIAP MELAYANI